MEDIA SOSIAL; BERPERAN MEMBANTU MASYARAKAT MISKIN DI PERDESAAN

Terbit pada harian Lombok Post, 8 Desember 2014

Kata-kata lebih tajam dari pedang, tapi gambar menceritakan ribuan kata“. Tampaknya itu disadari benar oleh fasilitator Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur; Edi Erwinsyah. Awalnya, setiap mengunjungi lokasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) atau melakukan survey lokasi, Edi selalu menenteng kamera DSLR-nya. Pria yang punya hobby dan memang menguasai teknik fotografi ini, semula hanya bermaksud ‘sambil menyelam minum air’; sambil mengunjungi lokasi kegiatan, sambil hunting mencari objek foto yang menarik.

Hasilnya memang didapat, Edi menemukan objek-objek yang menarik untuk menjadi sasaran jepretan kameranya. Semula hanya pemandangan alam yang indah dari lokasi-lokasi yang difasilitasinya, namun semakin jauh melangkah ke lokasi dampingan, Edi juga menemukan pemandangan yang sering menciutkan dan membuat hati terenyuh, terutama di desa atau dusun yang jauh dari tersedianya fasilitas umum dan jalan yang layak untuk bisa dilalui. Meski demikian, ia tetap mendokumentasikannya dalam rekaman gambar di kameranya, dengan harapan itu akan membawa manfaat di kemudian hari.

Salah satu desa lokasi dampingan Edi, yaitu Desa Sekaroh, adalah desa yang kering, terletak jauh dari kota kecamatan dan tidak tersedia akses jalan yang memadai. Demikian buruknya prasarana di sana, bahkan bila ada bantuan pemerintah, misalnya raskin, pun truk pembawa bantuan tidak bersedia mengantar sampai desa, tetapi hanya di pinggir desa saja, akibatnya masyarakat penerima bantuan harus menjemput bantuan itu sendiri.

Walaupun sangat membutuhkan sarana air bersih, tetapi Sekaroh tidak berhasil memperjuangkan usulan kegiatan mereka di musyawarah prioritas/ perankingan. Tahun 2014 ini Sekaroh hanya memperoleh pembiayaan dari PNPM MPd untuk kegiatan pembuatan jalan sepanjang 800 meter, itupun kemudian terkena pemotongan dana 11,8% karena penghematan APBN.

Karena terbatasnya dana, kegiatan pembangunan air bersih di Desa Sekaroh terpaksa tidak dapat didanai. Begitu keringnya Desa Sekaroh, mandi dengan air bersih dan menjadi salah satu kegiatan rutin demi kesehatan, menjadi hal yang mewah bagi masyarakat Sekaroh, bahkan mungkin hanya bisa diperoleh dalam mimpi. Apalagi bila musim kemarau yang panjang seperti yang terjadi belum lama ini.

Kondisi mengenaskan ini kemudian direkam Edi dalam jepretan kameranya. Pikiran kreatif dan dorongan rasa keprihatinan akan kondisi masyarakat Sekaroh, mendorongnya mempublikasikan kondisi Sekaroh di media social, dengan harapan ada pihak-pihak yang tersentuh dan bersedia mengulurkan tangan untuk membantu masyarakat miskin di Sekaroh.

Rupanya harapan itu bersambut, tak lama setelah mengupload foto-foto kondisi masyarakat Sekaroh, Edi mendapat respon baik melalui medsos maupun telepon menanyakan bagaimana caranya bila mereka mau mengirimkan bantuan ke Sekaroh. Gayung pun bersambut, Lombok Landscapes, komunitas fotografer di mana Edi juga bergabung di dalamnya, adalah pihak pertama yang memberi respon. Setelah sedikit berunding, mereka juga berhasil mengumpulkan dana dari pihak-pihak lain sehingga terkumpul sejumlah dana, barang dan pakaian yang layak pakai . Dana yang terkumpul kemudian dibelikan air bersih 12 tangki truk yang mereka datangkan dari Praya, Lombok Tengah menuju Sekaroh.

Tak terhingga kegembiraan yang mereka munculkan. Begitu bahagianya mendapatkan air bersih yang sangat mereka butuhkan, sehingga beberapa ibu masyarakat Sekaroh sempat menitikkan air mata. Belum lagi ada bingkisan pakaian layak pakai dan buku-buku yang sangat bermanfaat bagi putra-putri mereka.

Di tengah terbatasnya dana PNPM MPd, sehingga pembiayaan kebutuhan masyarakat harus dibuat perankingan prioritas dan perlu perencanaan yang matang serta memerlukan waktu panjang, bantuan-bantuan yang bersifat lebih instan dan jangka pendek dari pihak ketiga akan sangat membantu bagi masyarakat, terutama untuk pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat ditunda seperti air bersih. Kreatifitas fasilitator pendamping untuk menggugah pihak ketiga mengulurkan tangan bagi masyarakat miskin di perdesaan, sangat diperlukan. Edi Erwinsyah telah melakukan itu, dengan cara yang disukainya: fotografi, dan juga dengan memanfaatkan media sosial yang kini semakin luas, baik dalam hal pengguna, diversifikasi maupun jangkauannya.

Tinggalkan komentar